Senin, 21 November 2011

Modul Aktiva Tetap



PENGERTIAN AKTIVA TETAP

Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan.

PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TETAP

Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi :

1. Pengeluaran pada waktu perolehan;
2. Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi :

  • Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
  • Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure

PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TETAP

Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain:

1. Diperoleh dengan harga lumpsump (gabungan);
2. Diperoleh dengan pembayaran berkala;
3. Pembelian dengan cara leasing;
4. Perolehan dengan trade-in
5. Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
6. Perolehan dari donasi; dan
7. Dibangun sendiri.

PENGGUNAAN AKTIVA TETAP

Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan biaya aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka biaya tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas biaya dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya.

Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar Rp 5.000, maka jurnal yang dibuat adalah :

Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2005
Des 31


Beban Penyusutan Mesin
Akumulasi Penyusutan Mesin


5.000

5.000

Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva.
Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah :
a. cost dari aktiva tetap,
b. umur ekonomis aktiva tetap,
c. nilai residu, dan
d. pola penggunaan aktiva tetap.

METODE PENYUSUTAN (DEPRESIASI)

Depresiasi atau penyusutan dalam akuntansi adalah penyebaran biaya asal suatu aktiva tetap (bangunan, alat, komputer, dll) selama umur perkiraannya. Penerapan depresiasi akan mempengaruhi laporan keuangan termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.

Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu :

  1. Metode Garis Lurus
  2. Metode Saldo Menurun
  3. Metode Jumlah Angka Tahun
  4. Metode Unit Input
  5. Metode Unit Output

1. METODE GARIS LURUS

Metode garis lurus membebankan jumlah beban penyusutan yang sama dari depresiasi untuk setiap periode akuntansi selama usia kegunaan aktiva tersebut. Dia ditentukan dengan cara mengurangkan nilai sisa dari biaya awal dan membaginya dengan jumlah tahun dari perkiraan usia. Oleh karena kemudahannya, maka metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan.

Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu :

a. (Cost-Nilai Residu) : Umur

Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00.

b. Ditentukan Persentase (%) Penyusutan

Kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut :
1) Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
2) Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.

2. METODE SALDO MENURUN

Metode saldo menurun (dikenal juga sebagai saldo menurun ganda) merupakan bentuk yang popular untuk mempercepat depresiasi. Tingkat yang digunakan biasanya dua kali dari tingkat yang digunakan oleh metode garis lurus. Metode ini tidak memperhitungkan perkiraan nilai sisa dalam menentukan tingkat depresiasi atau menghitung depresiasi secara periodik. Meskipun demikian, suatu aktiva tidak dapat didepresiasikan melebihi perkiraan nilai sisa. Beban depresiasi adalah lebih tinggi di tahun pertama, dan menjadi lebih kecil di tahun berikutnya.

Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%. Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya.

Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut :

http://www2.jogjabelajar.org/web2008/_smk/akuntansi/Aktiva_Tetap/Images/Metode_Depresiasi_clip_image002_0000.jpg

Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai

http://www2.jogjabelajar.org/web2008/_smk/akuntansi/Aktiva_Tetap/Images/Metode_Depresiasi_clip_image002.jpg

3. METODE ANGKA-ANGKA TAHUN

Metode jumlah angka tahun merupakan bentuk lain untuk mempercepat depresiasi. Depresiasi tahunan dihitung dengan cara mengurangi nilai sisa dari biaya sebenarnya, dan mengalikan jumlah ini dengan angka pecahan dari depresiasi. Penyebut pecahan adalah jumlah angka tahun dari usia kegunaan; untuk usia 5 tahun, penyebutnya = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 =15. Pembilangnya adalah tahun dengan urutan mundur. Untuk tahun pertama, pembilangnya adalah 5 dan pecahannya adalah 5/15.

Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya.

Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut :

Tahun ke

Perhitungan

Jumlah

1

5/15 (16.000.000 – 1.000.000)

5.000.000

2

4/15 (16.000.000 – 1.000.000)

4.000.000

3

3/15 (16.000.000 – 1.000.000)

3.000.000

4

2/15 (16.000.000 – 1.000.000)

2.000.000

5

1/15 (16.000.000 – 1.000.000)

1.000.000

4. METODE UNIT INPUT

Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah :


(5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000)

= Rp 750.000

5. METODE UNIT OUTPUT

Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah :

(20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000)

= Rp 1.500.000

PENJUALAN AKTIVA TETAP

Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah :

a. Rp 2.250.000,00
b. Rp 1.000.000,00
c. Rp 3.000.000,00


No.


Keterangan

Dijual dengan harga

2.250.000

1.000.000

3.000.000

1

Cost aktiva tetap

10.000.000

10.000.000

10.000.000

2

Akumulasi penyusutan s.d saat penjualan

7.750.000

7.750.000

7.750.000

3

Nilai buku saat penjualan

2.250.000

2.250.000

2.250.000

4

Harga jual

2.250.000

1.000.000

3.000.000

5

Laba (rugi) (4 – 3)

0

(1.250.000)

750.000


Jurnal :
1. Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00

Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2000
Jan 2


Kas
Akumulasi Penyusutan
Aktiva Tetap


2.250.000
7.750.000


10.000.000

2. Dijual dengan harga Rp 1.000.000

Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2000
Jan 2


Kas
Akumulasi Penyusutan
Kerugian Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap


2.250.000
7.750.000
1.250.000


10.000.000

3. Dijual dengan harga Rp 3.000.000

Tgl.

Akun

Debet

Kredit

2000
Jan 2


Kas
Akumulasi Penyusutan
Laba Penjualan Aktiva Tetap
Aktiva Tetap


3.000.000
7.750.000


750.000
10.000.000

PERFTUKARAN AKTIVA TETAP

Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau rugi.

Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan.

1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis

Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00.

Jurnal yang dibuat :

Tgl.

Akun

Debet

Kredit


Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)
Kas
Laba Penukaran Aktiva Tetap

5.000.000
3.200.000

4.000.000
3.900.000
300.000

2. Pertukaran Aktiva Sejenis

Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama.

Jurnal yang dibuat :

Tgl.

Akun

Debet

Kredit


Mesin (baru)
Akumulasi Penyusutan
Mesin (lama)

2.400.000
4.600.000

7.000.000

Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates